Jumat, 01 April 2011

Sejarah singkat tim Persema malang



SEJARAH

Meski berdiri sejak 1953, sepak terjang tim mantan Perserikatan yang satu ini justru kalah pamor dari tim satu kotanya Arema Malang. Penyebabnya, karena prestasi yang ditorehkan tidak sementereng saudara mudanya tersebut. Satu lagi, sumber pendanaan masih tetap mengandalkan dana APBD Kota Malang.

Sejak tampil di pentas Liga Indonesia pada musim kompetisi 1994/95, prestasi terbaik tim berjuluk "Laskar Ken Arok" hanya menempati peringkat keempat di grup D pada musim kompetisi 1998/99. Selebihnya, Persema selalu berada di papan tengah dan bahkan tak jarang berada di papan bawah.

Tim ini pernah terlempar ke divisi satu pada musim kompetisi 2003. Dua musim berada di kompetisi level kedua, Persema kembali promosi ke divisi utama setelah masuk enam besar divisi satu. Tapi, mereka gagal meraih tiket ke Superliga di musim ini karena hanya menempati peringkat ke-13 wilayah Timur.

Di pentas divisi utama musim ini, prestasi Persema terbilang lumayan. Dari 18 laga yang telah mereka mainkan, tim ini sukses membukukan 13 kali kemenangan dengan menorehkan 40 poin dan berada di peringkat kedua klasemen sementara wilayah II.

Sayangnya, langkah mereka di ajang Copa Indonesia tidak semulus yang diharapkan. Pasalnya, di babak 16 besar turnamen bergengsi yang mempertemukan tiga tim dari kasta berbeda, Persema sudah harus berhadapan dengan salah satu raksasa sepakbola nasional Persipura Jayapura.

Bisa ditebak, Persema gagal melaju ke babak berikut dan harus mengubur impiannya untuk terus mengukir prestasi di turnamen bergengsi ini. Dari dua kali pertemuan dengan Persipura, Persema selalu gagal menundukkan juara Superliga edisi perdana tersebut dan kalah agregat 5-1.


STADION DAN MESS

Stadion Gajayana merupakan kandang dua klub besar Indonesia, Arema Indonesia dan Persema Malang. Namun setelah Arema Indonesia telah berpindah homebase ke Stadion Kanjuruhan, jadilah Persema Malang klub yang menjadikan stadion ini sebagai kandangnya.

Stadion Gajayana merupakan stadion tua warisan zaman Belanda, terletak di Kota Malang, Jawa Timur. Stadion ini mulai dibangun pada tahun 1924 dan dibuka tahun 1926. Kemudian pada awal 90-an stadion mengalami renovasi sehingga dapat menampung sekitar 15.000 penonton.
Stadion ini kedepan terus berbenah untuk menjadi stadion bertaraf internasional dengan kembali melakukan renovasi besar-besaran pada 2006 untuk menjadikan Stadion Gajayana menjadi stadion dengan konsep olahraga dengan bisnis dan digadangkan jadi stadion percontohan di Indonesia. Sekarang Stadion Gajayana termasuk dalam komplek Malang Olympic Garden. Sekarang Stadion Gajayana yang baru ini dapat menampung sekitar 35.000 penonton.


PRESTASI


Liga Indonesia
1994/95: Peringkat ke-12 divisi utama wilayah Timur
1995/96: Peringkat ke-13 divisi utama wilayah Timur
1996/97: Peringkat ke-8 divisi utama wilayah Timur
1997/98: Peringkat ke-5 divisi utama wilayah Timur (Liga dihentikan)
1998/99: Peringkat ke-4 divisi utama grup D
1999/00: Peringkat ke-8 divisi utama wilayah Timur
2001: Peringkat ke-7 divisi utama wilayah Timur
2002: Peringkat ke-10 divisi utama wilayah Timur (degradasi ke divisi I)
2003: Peringkat ke-3 divisi I grup B
2004: Peringkat ke-6 divisi I (promosi ke divisi utama)
2005: Peringkat ke-7 divisi utama wilayah Timur
2006: Peringkat ke-7 divisi utama wilayah Timur
2007: Peringkat ke-13 divisi utama wilayah Barat
2008/09: Runner-up Divisi Utama (promosi ke Superliga)

Superliga Indonesia
2009/10: Peringkat ke-10

Piala Indonesia
2005: Putaran 2
2006: Putaran 2
2007: Putaran 1
2008/09: 16 Besar
2009/10: Putaran 1

Sejarah singkat tim Persiwa wamena



SEJARAH

Persiwa wamena berdiri tahun 1972. Meski sudah cukup lama berdiri, kiprah tim ini di kancah sepakbola nasional tidak begitu menonjol. Hal itu karena tim tersebut selama ini berada di bawah bayang-bayang Persipura Jayapura, tim ibu kota provinsi Papua. Akibatnya, Persiwa nyaris tak pernah terdengar hingga akhirnya pada musim kompetisi 2004 sukses menembus divisi utama Liga Indonesia.

Hebatnya, meski Wamena hanyalah sebuah kota kecil di Papua dengan pendapatan perkapita masyarakatnya yang terbilang minim dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Tapi hal tersebut tak membuat persepakbolaan di kabupaten yang letaknya 3.500 meter di atas permukaan laut itu terus tenggelam, menyusul sukses mereka naik di level atas kompetisi sepakbola nasional.

Setelah itu, Persiwa terus menancapkan tajinya. Terlebih karena Stadion Pendidikan yang merupakan kandang mereka didaulat sebagai La Paz-nya Indonesia. Sebab nyaris tak ada tim di tanah air yang mampu meraih kemenangan di kandang mereka itu. Udara tipis di Wamena rupanya membuat tim-tim papan atas Indonesia selalu pulang dengan tangan hampa.


STADION DAN MESS

Stadion Pendidikan merupakan stadion yang berada diujung timur Indonesia, terletak di dataran tinggi Kota Wamena Propinsi Papua. Stadion Pendidikan merupakan markas dari klub Super Liga, Persiwa Wamena yang hampir selalu menang apabila bermain di stadion ini.


PRESTASI

  • 1994/1995: Divisi II Liga Indonesia
  • 1995/1996: Divisi II Liga Indonesia
  • 1996/1997: Divisi II Liga Indonesia
  • 1997/1998: Divisi II Liga Indonesia
  • 1998/1999: Divisi II Liga Indonesia
  • 1999/2000: Divisi II Liga Indonesia
  • 2001: Divisi II Liga Indonesia
  • 2002: Divisi II Liga Indonesia
  • 2003: Peringkat 3 Divisi II Liga Indonesia
  • 2004: Promosi ke Divisi I Liga Indonesia
  • 2005: Peringkat 3 Divisi I Liga Indonesia (promosi ke Divisi Utama)
  • 2006: Peringkat 5 Divisi Utama Wilayah Timur Liga Indonesia
  • 2007: 8 Besar Divisi Utama Liga Indonesia
  • 2008: Runner-up Liga Super Indonesia
  • 2010: Runner-up Inter Island Cup 2010

Sejarah singkat tim Persiba balikpapan



SEJARAH

Persiba (Persatuan Sepak Bola Indonesia Balikpapan) merupakan klub sepakbola professional dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Klub ini memiliki julukan sebagai tim Beruang Madu (maskot Kota Balikpapan), atau ini berdiri pada tahun 1950. Bermarkas di Stadion Persiba Balikpapan, klub ini memiliki julukan Beruang Madu dan Selicin Minyak. Persiba Fans Club itulah nama kelompok supporter setianya.
Walau sudah berdiri sejak 1950, Persiba baru menujukan eksistensinya dipanggung sepakbola nasional sejak digulirkannya Liga Indonesia 1994/1995. Persiba pada tahun 2006 lolos ke babak delapan besar. Pada Indonesia Super League musim 2010/2011 lalu, Persiba menempati posisi 3 dibawah Arema dan Persipura, lebih baik dari posisi Persib (4) dan Persija (5). Capaian terakhir ini memunculkan prediksi bahwa kekuatan Persiba diyakini akan semakin hebat kedepannya, terlebih Persiba sebagai wakil dari Pulau Kalimantan memberi kejutan di Turnamen Pemanasan Inter Island Cup 2010 dengan mengalahkan Sriwijaya FC 3-0 pada fase grup.


STADION DAN MESS

Balikpapan saat ini memilki satu stadion yaitu stadion persiba .Stadion di Balikpapan hanya menembus angka 36 ribu selama 8 kali pertandingan kandang, dan tanpa menghitung partai usiran Persiba di Samarinda, berarti rata-rata penonton hanya menembus angka 4.322 orang.Faktor stadion diniliai menjadi sebab yang paling mempengaruhi minimnya jumlah penonton. Kenyamanan di dalam stadion Persiba memang belum terjamin seperti di dua kota lainnya di Kaltim. Namun hal ini sebenarnya menjadi sangat mudah bagi kelompok suporter untuk memadati stadion yang hanya berkapasitas 10.000 orang ini.


PRESTASI

  Perserikatan (Union League)

     * 1984: Divisi 1 Championship

  Liga Indonesia

     * 1994-1995: jadi 15 dalam Conference Premiere Divisi Timur (Divisi Utama Wilayah Timur)
     * 1995-1996: jadi ke-14 di Konferensi Premiere Divisi Timur (Divisi Utama Wilayah Timur)
     * 1996-1997: jadi 9 dalam Conference Premiere Divisi Timur (Divisi Utama Wilayah Timur)
     * 1997-1998: Liga berhenti karena masalah politik nasional
     * 1998-1999: terdegradasi ke Divisi I (jadi 6 di Grup E - Divisi Premiere)
     * 1999-1900: Championship playoff Divisi I (Runner-up Wilayah Timur)
     * 2001: jadi ke-4 di Wilayah Timur Divisi I
     * 2002: jadi ke-5 di Grup 4 Divisi I
     * 2003: jadi ke-5 di Grup D Divisi I
     * 2004: Dipromosikan ke Divisi Premiere (jadi ke-4 di Divisi I Wilayah Timur)
     * 2005: jadi ke-5 di Divisi Premiere Konferensi Timur
     * 2006: Mewakili Premiere Divisi Wilayah Timur untuk kejuaraan play-off
     * 2007: jadi 7 di Premiere Divisi Wilayah Timur (Kualifikasi untuk musim Indonesia Super League 1)

  Indonesia Super League

     * 2008/09: 12thin Liga Super Indonesia Selesai
     * 2009/10: jadi ke-3 di Indonesia Super League

Kamis, 31 Maret 2011

Sejarah singkat tim PSM makasar



SEJARAH

Kisah sejarah PSM Makasar dimulai pada tanggal 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian hari tercatat sebagai embrio Persatuan Sepak bola Makassar (PSM). Dalam perjalanan prestasinya, MVB menampilkan orang-orang bumi putera di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal sekaligus promotor yang disegani kalangan Belanda. Pada masa itu, sekitar tahun 1926-1940, MVB sudah melakukan pertadningan dengan beberapa kesebelasan dari dalam negeri dan luar negeri, di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatera, Borneo, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia.
Pada usianya ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap. Pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa, dan sebagian dikirim ke Burman (kini Myanmar). MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia. Di Makassar, ketika itu segala yang berbau Belanda mutlak dilenyapkan, sebaliknya untuk mencari dukungan penduduk, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. Dan MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM).

Pasca kemerdekaan

Saat Indonesia terlepas dari penjajahan, Persatuan Sepak bola Makassar (PSM) mengadakan reorganisasi dan reformasi di bawah pimpinan Achmad Saggaf yang terpilih menjadi sebagai Ketua PSM. Meskipun sederhana, roda kompetisi PSM mulai bergulir dengan baik dan teratur. Udara kemerdekaan ikut memberi nafas baru bagi PSM. Tahun 1950, PSM mulai mengadakan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Dan yang paling fenonemal adalah Ramang. Bahkan, kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM hingga kini masih jadi legenda dan tercatat indah dalam sejarah persepakbolaan nasional. Roh dan semangat Ramang pula yang tetap ada dan hidup di tubuh PSM dan membuat kesebelasan ini sempat dijuluki Pasukan Ramang.
PSM pertama kali menjadi juara perserikatan tahun 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan pada partai final yang digelar di Medan. Sejak itu PSM yang dijuluki menjadi kekuatan baru sepak bola Indonesia. PSM menjelma menjadi tim elite. Total lima kali gelar juara perserikatan diraih tim yang lebih sering disebut sebagai Juku Eja atau Ikan Merah, julukan yang diberikan berdasar pada warna kostum yang mereka kenakan. PSM meraih juara perserikatan pada tahun 1959, 1965, 1966, dan 1992.

Liga Indonesia

Ketika tim-tim perserikatan digabung dengan tim-tim galatama menjadi Liga Indonesia sejak tahun 1994, PSM selalu masuk jajaran papan atas hingga sekarang. Setiap musim, PSM selalu diperhitungkan dan menjadi salah satu tim dengan prestasi paling stabil di Liga Indonesia.
Saat juara Liga Indonesia PSM mencatat prestasi mengesankan dengan hanya menderita 2 kali kekalahan dari total 31 pertandingan. Saat itu PSM mengumpulkan pilar-pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santotal tosa, Miro Baldo Bento, Kurniawan yang dikombinasikan dengan pemain asli Makasar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. PSM merajai pentas Liga Indonesia dengan menjuarai Wilayah Timur, dan di babak 8 besar menjuarai Grup Timur. Di semifinal, PSM mematahkan perlawanan Persija Jakarta, sebelum mengatasi perlawanan gigih Pupuk Kaltim di final yang berkesudahan 3-2.
Salah satu yang menjadi ciri PSM hingga selalu menjadi tim papan atas adalah permainan keras dan cepat yang diperagakan pemainnya, dan dipadu dengan teknik tinggi. Tak hanya itu, pemain PSM juga terkenal tangguh dan tidak cengeng dalam kondisi lapangan apa pun. PSM juga didukung oleh regenerasi yang kontinyu dan melahirkan pemain-pemain andalan di tim nasional. Tak hanya itu, kiprah para pemain di lapangan juga didukung oleh deretan pengusaha asal Sulawesi Selatan yang bergantian mengurusi managemen PSM.
PSM Makassar yang juga dijuluki Ayam Jantan Dari Timur memiliki sekitar 24 kelompok suporter, diantaranya adalah The Macz Man, Mappanyuki, Ikatan Suporter Makasar (ISM), Suporter Hasanuddin, Suporter Dealos, Suporter Reformasi, Komando, Suporter Bias, Suporter Kubis, Karebosi, Gunung Lokong, Suporter PKC (Pannampu, Kalumpang, dan Cumi-cumi, Red Gank (Pattene),KVS,Zaiger,Antang Communitty.

Liga Primer Indonesia

Pada Desember 2010, PSM Makassar memutuskan untuk mengundurkan diri dari Liga Indonesia. PSM kemudian memutuskan untuk bergabung ke Liga Primer Indonesia dengan melakukan merger dengan Makassar City FC yang sudah lebih dulu menjadi anggota LPI. Nama yang kemudian dipergunakan adalah PS Makassar (tetap disebut sebagai PSM Makassar dalam berbagai pemberitaan)


STADION DAN MESS

Stadion Mattoangin adalah suatu stadion olahraga yang terletak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Stadion yang mampu menampung sekitar 15 ribu orang ini merupakan markas tim sepak bola PSM Makassar dan pernah dipakai untuk menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional IV pada tahun 1957. Stadion ini dulunya adalah perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang setelah era kemerdekaan RI, atas prakarsa Andi Mattalatta (mantan panglima Kodam XIV/Hasanuddin) diubah menjadi stadion olahraga.
Namanya berasal dari bahasa Makassar mattoa (melirik, menengok) dan anging (angin) dan diberikan karena tempat di sekitar itu adalah daerah pantai tempat berlabuhnya perahu Pinisi yang para awaknya biasanya menengok angin sebagai tanda bahwa cuaca saat itu dalam keadaan baik dan siap untuk berlayar.


PRESTASI

Perserikatan

Liga Indonesia

Liga Champions Asia

  • 2001 - Perempat final (masih bernama Piala Champions Asia)
  • 2004 - Babak pertama
  • 2005 - Semi Final (melawan tim dari Qatar)

Sejarah singkat tim PSMS medan



SEJARAH

PSMS Medan dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri klub Medansche Voetbal Club (MSV) yang diyakini merupakan embrio PSMS. Sejak dahulu kota Medan dikenal dunia oleh karena perkebunan tembakau Delinya. Tak heran bahwasannya logo PSMS berupa "daun" dan "bunga tembakau Deli".
PSMS Medan dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.
Menjelang digelarnya Liga Super Indonesia pada 12 Juli 2008, tim ini masih dipayungi dengan polemik internal antar pengurus tim dengan pihak pengelola yang mencuatkan pengunduran diri PSMS Medan dari ajang LSI 2008 di mana akhirnya pada tanggal 10 Juli 2008 Badan Liga Indonesia memutuskan untuk tetap mengikutsertakan PSMS Medan mengikuti ajang Liga Super Indonesia meski harus menggunakan Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta pada paruh musim pertama setelah pihak pengelola setuju memberi kompensasi sebesar Rp. 2,5 miliar sebagai dana renovasi infrastruktur Stadion Teladan, Medan.
Mengawali Musim pertama penyelenggaraan Liga Super, PSMS dilanda banyak masalah. Mulai dari eksodus besar-besaran para pemain bintang yang keluar karena masalah gaji yang tak terselesaikan, ditambah Stadion Teladan yang tak lulus stratifikasi Liga Super yang membuat PSMS harus menjadi tim musafir yang berpindah - pindah home base hingga masalah perpecahan di tubuh Tim. PSMS mengawali liga super dengan sangat buruk. Di bawah asuhan Eric William, PSMS berkutat di zona deglarasi sepanjang paruh musim pertama. Melihat prestasi ini, Eric William akhirnya didepak digantikan oleh Lestiadi. Memasuki putara kedua liga super pembenahan besar besaran dilakukan. Diantaranya menarik Rudi Keltjes sebagai Pelatih Kepala mengganti posisi Lestiadi yang dijadikan Assisten Pelatih, hingga berpindah homebse dari Stadion Siliwangi Bandung menjadi Stadion Jakabaring Palemban. Hasilnya sedikit demi sedikit PSMS berhasil merangkak keluar dari zona deglarasi. Bahkan di kompetisi AFC Cup PSMS berhasil membuat rekor sebagai klub Indonesia pertama yang berhasil lolos ke Babak 16 Besar setelah menjadi Runner Up Group F dibawah South China FC dari Hongkong walau kemudian ditundukkan Chonburi FC dari Thailand di Perdelapan Final. Namun sayang di akhir kompetisi PSMS harus finish di urutan ke 15 yang mengharuskan ayam kinantan menjalani laga Play-Off menghadapi peringkat 4 Divisi Utama Persebaya Surabaya memperebutkan Tiket Liga Super musim depan.
PSMS akhirnya terdeglarasi untuk kedua kalinya setelah pada partai tersebut PSMS takluk 6-7 dalam drama adu penalti di Stadion Siliwangi Bandung. untuk kedua kalinya PSMS harus menerima kenyataan terdeglarasi setelah pada musim sebelumnya menjadi Runner Up liga.


STADION DAN MESS

Stadion Teladan adalah sebuah stadion yang paling dikenal sebagai kandang klub sepak bola Indonesia, PSMS Medan. Stadion ini terletak di Kecamatan Medan Kota dan mempunyai kapasitas sekitar 20.000 penonton. Stadion Teladan dibangun mulai tahun 1951 dan selesai pada tahun 1953 menjelang Pekan Olahraga Nasional III. Stadion ini sedang dikembangkan supaya dapat menampung 40.000 penonton.
Tim Seri A, Sampdoria pernah bertanding dalam pertandingan persahabatan melawan PSSI di stadion ini pada tahun 1996, di mana penonton sempat meluap hingga memasuki lapangan.


PRESTASI 

REKOR PERSERIKATAN

  • 1954 - Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1957 - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
  • 1967 - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
  • 1971 - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
  • 1975 - Juara bersama, dengan Persija Jakarta
  • 1983 - Juara, mengalahkan Persib Bandung
  • 1985 - Juara, mengalahkan Persib Bandung
  • 1992 - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang

REKOR DI LIGA INDONESIA

 

  • 1994/1995 - Peringkat ke-9 Divisi Utama Wilayah Barat
  • 1995/1996 - Peringkat ke-11 Divisi Utama Wilayah Barat
  • 1996/1997 - Peringkat ke-10 Divisi Utama Wilayah Tengah
  • 1997/1998 - Peringkat ke-1 Divisi Utama Wilayah Tengah (Liga dihentikan)
  • 1998/1999 - Semifinalis Divisi Utama ( Juara Grup A, Peringkat ke-2 Grup Q Babak 10 Besar)
  • 1999/2000 - Babak 8 Besar Divisi Utama (Peringkat ke-4 Wilayah Barat)
  • 2001 - Semifinalis Divisi Utama (Juara Wilayah Barat, Juara Grup Barat Babak 8 Besar)
  • 2002 - Peringkat ke-11 Divisi Utama (Degradasi)
  • 2003 - Divisi Satu, Peringkat ke-2 (Juara Grup A)
  • 2004 - Peringkat ke-7 Divisi Utama
  • 2005 - Peringkat ke-4 Divisi Utama (Peringkat ke-4 Wilayah Barat, Peringkat ke-2 Grup Timur Babak 8 Besar)
  • 2006 - Peringkat ke-5 Wilayah Satu
  • 2007 - Runner-up
  • 2008 - degardasi ke divisi utama

GELAR LAIN

  • 2005 - Juara ke-4 Copa Dji Sam Soe
  • 2005 - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos II (14 Februari 2005), di final mengalahkan tim asal Singapura Geylang United FC dengan skor 5-1.
  • 2005 - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos III (17 Desember 2005), di final mengalahkan Persik Kediri dengan skor 2-1.
  • 2006 - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos IV(16 Desember 2006), di final mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu pinalti dan PSMS Medan dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.

Sejarah singkat tim Persita tangerang



SEJARAH

 Persita lahir di kota Tangerang secara resmi pada tanggal 19 April 1940. di pelopori oleh Alm. M.E. Umran. Namun Persita berdiri secara resmi pada tanggal 15 september 1945. Persita diterima dan di sahkan oleh PSSI 9 september 1953. kostum kebanggaan Persita yang pertama zaman dulu adalah merah sedangkan celana putih dan kaos kaki putih. Pada masa kepemimpinan H. Urip Hermansyah. SH di gantikan dengan warna ungu. Setelah melalui musyawarah dengan pengurus. Jadinya HUT “Pendekar Cisadane” di peringati setiap tanggal 9 september dengan tujuan mengingat kembali sejarah lahirnya Persita.  Pada saat itu perwakilan dari Persita menyerahkan lambang bendera Persita.


STADION DAN MESS


sebelum memiliki stadion benteng, lapangan yang dipergunakan oleh persita yakni lapangan LPK dan lapangan achmad yani. Ketika perkembangan sepak bola tangerang kian maju pesat, maka terlontar ide untuk pembangunan stadion yang representative. Berdirilah stadion megah kebanggaan masyarakat Tangerang yakni dengan nama stadion benteng luas 44.000 meter.

PRESTASI

Liga Indonesia
1994/95: Peringkat ke-8 Wilayah Barat
1995/96: Babak 12 Besar
1996/97: Peringkat ke-5 Wilayah Barat
1997/98: Kompetisi dihentikan
1998/99: Degradasi ke Divisi I
2000: Juara Divisi I  (Promosi ke Divisi Utama)
2001: Babak Delapan Besar
2002: Runner-up
2003: Peringkat ke-3
2004: Peringkat ke-8
2005: Peringkat ke-8 Wilayah Barat
2006: Peringkat ke-10 Wilayah Barat
2007: Peringkat ke-9 (Lolos ke Superliga)

Sejarah singkat tim Persebaya surabaya



SEJARAH

Persebaya didirikan pada 18 Juni 1927 dengan nama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond [SIVB]. Tim kota Pahlawan ini juga turut berperan dalam pendirian PSSI. Pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja [Persatuan Sepakbola Indonesia Soerabaja].

Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya [Persatuan Sepakbola Surabaya], dan menjadi salah satu raksasa bersama Persib dan Persija. Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994.

Selain ulah suporternya, Persebaya juga selalu diwarnai kontroversi. Saat menjuarai kompetisi Perserikatan pada tahun 1988, Persebaya pernah memainkan pertandingan yang terkenal dengan istilah ’sepakbola gajah’, karena mengalah kepada Persipura Jayapura 12-0 untuk menyingkirkan saingan mereka PSIS Semarang. Taktik ini membawa hasil, dan Persebaya berhasil menjadi juara.

Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi PKT Bontang dan diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I.

Tiga tahun kemudian atau tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola nasional saat mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan harapan PSIS dan PSM untuk lolos ke final.

Atas kejadian tersebut Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Namun, skorsing direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga Indonesia. 

Pada akhir tahun 2010, Persebaya terpecah menjadi dua tim. Satu tim dengan manajer Wisnu Wardhana tetap ikut Divisi Utama Liga Indonesia. Sementara tim lainnya, Persebaya di bawah Saleh Ismail Mukadar mengikuti Liga Primer Indonesia. Persebaya yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia akhirnya berganti nama menjadi Persebaya 1927.


STADION DAN MESS

Stadion Gelora 10 November adalah sebuah stadion multi-tujuan yang berlokasi di Surabaya, Indonesia. Saat ini digunakan terutama untuk pertandingan sepak bola. Stadion ini menampung 30.000 orang. Ini adalah stadion rumah Persebaya Surabaya.

Gelora 10 November adalah dasar rumah untuk Persebaya Surabaya, yang dianggap sebagai salah satu klub sepak bola utama di Indonesia (dengan 3 juara liga teratas dan beberapa cangkir lainnya).


PRESTASI

Perserikatan

  • 1938 – Runner-up, kalah dari VIJ Jakarta
  • 1942 – Runner-up, kalah dari Persis Solo
  • 1950 – Juara, menang atas Persib Bandung
  • 1951 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1952 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1965 – Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
  • 1967 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
  • 1971 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
  • 1973 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1977 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1978 – Juara, menang atas PSMS Medan
  • 1981 – Runner-up, kalah dari Persiraja Banda Aceh
  • 1987 – Runner-up, kalah dari PSIS Semarang
  • 1988 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1990 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung

Liga Indonesia

  • 1994/1995 – Posisi ke-9, Wilayah Timur
  • 1995/1996 – Posisi ke-7, Wilayah Timur
  • 1996/1997Juara
  • 1997/1998dihentikan
  • 1998/1999Runner-up
  • 1999/2000 – Posisi ke-6, Wilayah Timur
  • 2001 – ?
  • 2002 – Degradasi ke Divisi Satu
  • 2003 - Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
  • 2004Juara
  • 2005 – Mundur dalam babak 8 besar (awalnya diskorsing dua tahun, namun dikurangi menjadi 16 bulan, dan kemudian dikurangi lagi menjadi degradasi ke Divisi Satu)
  • 2006 – Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
  • 2007 – Posisi ke-14, Wilayah Timur (Tidak lolos ke Super Liga)
  • 2008 – Peringkat ke-4. Mengalahkan PSMS Medan dalam Babak Playoff lewat drama adu penalti. Kemudian, secara otomatis Persebaya lolos ke ISL.

Liga Super Indonesia

  • 2009 – degradasi ke Divisi Utama

Liga Champions Asia

  • 1998 – Babak pertama (masih bernama Piala Champions Asia)
  • 2005 – Babak pertama